Minggu, 12 Maret 2017

SUMBER KEBAHAGIAAN

Rasanya baru setengah pulih rasa lelah yang sangat setelah mengadakan event Jalan Sehat sabtu yang lalu. Sesuatu yang...sesuatu banget..karena setelah mungkin dua tahunan..aku tidak lagi "naik panggung" dan di"elu-elukan". Puji Tuhan, event yang kuadakan ini, meskipun kalau aku membandingkan dengan project lain yang pernah kutangani, semuanya "berantakan". Orang yang menyebut acara ini sukses, tahukah mereka bahwa aku "tekor", tahukah mereka bahwa selama dua bulan kurang, aku harus berpikir dan bekerja ekstra, tanpa harus mengurangi porsi kerjaan rutin. Untuk sesaat, ketika orang mengatakan hebat, media memuji - muji, siaran langsung, bisa menghilangkan beban mental dan membuatku bisa tersenyum bangga, untuk sesaat.

Jam 2 siang, aku meninggalkan lapangan Banteng, bersama teman, sahabat dan ibu bagiku, Bu Santi yang luar biasa, naik bajaj ke kantor. Mobilku masih entah kemana digunakan anak-anak untuk angkut mengangkut barang. Aku terpaksa meninggalkan kantor karena lelah luar biasa. Dan perasaan bangga dan "hebat" itu sudah tidak ada, tinggal rasa lelah dan kantuk sangat karena tadi malam hanya tidur dua jam ( bagi orang lain biasa, bagiku yang biasa 6 jam itu nggak biasa ).

Jam 3 saat mobil sudah terparkir di depan kantor, aku segera pulang ke rumah, dengan perjuangan, karena rasa kantuk yang tak tertahankan selama di jalan tol membuatku dag dig dug. Puji Tuhan, selamat sampai di rumah. Taruh barang, langsung terkapar di ranjang di depan TV , tanpa mempedulikan ayahku yang sedang nonton TV. Beruntungnya memiliki ayah yang pengertian, dia pun tidak berani menggangguku. Yang ada dipikiranku adalah aku harus menebus tidur ini, karena badanku mulai demam, pertanda memang minta tidur. Besok jam 5 pagi, aku harus bangun dan sedikit latihan piano, karena jam 7 harus ke gereja, untuk pelayanan.

Puji Tuhan semua berjalan dengan baik, Minggu pagi aku bisa bangun dengan segar, menyiapkan mie goreng untuk sarapan bersama ayah ( sesuatu yang sudah 2 minggu tidak aku kerjakan ), sebelum bersiap untuk ke gereja. Selesai gereja jam 12 siang, aku menanti sahabatku yang sibuk dan bertugas mengunci gereja, dan kami bisa makan siang bersama, ah...hidupku mulai normal lagi.

Tadi malam, aku merenung, Tuhan begitu baik, dan tidak ada satu pun keinginan yang ada dalam hatiku tidak dikerjakanNya, termasuk event pertama yang pastinya bikin sejarah, karena belum pernah sebuah laboratorium bisa mengadakan event jalan sehat, sekalipun itu Prodia, lab terbesar di Indonesia saat ini. Not a follower , but trendsetter.

Dibalik semua kesuksesan ini, dibalik semua puja puji, aku mendapatkan sebuah pelajaran berharga. Meskipun aku bukan seorang yang terkenal, bukan seorang yang hebat, tapi setidaknya, bermain musik dihadapan ribuan orang , aku pernah, berdiri diatas panggung kehormatan , aku pernah, menjadi pemimpin, itu sudah menjadi predikatku sejak 20 tahun yang lalu, dan sejak itu aku selalu menjadi tamu kehormatan, pimpro, ketua, leader atau apapun. Belum lagi predikat yang diberikan oleh jemaat gereja, pemain musik yang luar biasa, kemarin sehabis gereja temanku mengatakan bahwa jemaat memuji, kalau aku yang main, begitu mudah mereka masuk dalam doa dan penyembahan ( ini bukan hal pertama yang kudengar ).

Well...Puji Tuhan untuk semuanya...tapi hari ini, setelah dua tahun aku tidak "naik panggung" umum besar, aku ingat, tidak ada hal yang lebih membahagiakan bagiku selain kedamaian , yang berasal dari integritas yang selalu terjaga.

Jujur, acara ini telah usai, dan hasilnya, uang pribadiku terpakai puluhan juta, dan masih ada kewajiban yang harus dilaksanakan, aku bisa saja tidak mau membayarnya, tapi apakah aku bisa tetap memiliki integritas ? tidak, dan itu artinya hilang damai sejahteraku.

Aku bukan orang sempurna, dan pernah melakukan banyak kesalahan ( thanks God , buat penebusan Yesus yang membuatku dibebaskan ), tapi aku akan berusaha sebisaku mempertahankan integritas itu agar aku damai sejahtera.

Setiap hari, disekelilingku, pemimpinku, anak buahku, orang lain, sahabat, tanpa mereka tahu atau sadari, atau sebenarnya sadar, mereka bisa dengan mudah berkata - kata , memutarbalikkan fakta, berbicara, dan membuat dirinya terlihat "hebat" ( tapi dari kaca mata mereka sendiri ), dan aku tidak peduli apakah mereka nyaman - nyaman saja dengan hal itu ( mereka pikir kita tidak tahu ), kadang - kadang membuatku terbersit pikiran, kamu kayak mereka aja, toh udah biasa...tapi sekali lagi...damai sejahtera yang kumiliki, yang begitu manis, menatapku dengan senyumannya yang lebih indah dari senyuman seorang anak yang polos, seolah - olah berkata, " bisakah kamu kehilangan aku ?".

Dan aku hanya membalas senyumannya, dan dia sudah tahu jawabannya...lalu dia menuntunku. Damai sejahtera itu sumber kebahagiaanku.

Rasa hebat hanya menghadirkan rasa senang sesaat, tapi bahagia abadi, didapatkan dari berjalan hari demi hari dengan penuh integritas, dan dituntun oleh damai.


Salam damai.